Saturday, 3 January 2015

Membangun Perbatasan, Menjaga Kedaulatan

Tentara Indonesia sedang menjaga perbatasan (foto: Antara)

Etalase adalah sebuah penilaian pertama tentang bangunan, jika kita melihat etalase yang bagus maka kita akan menganggap bangunan tersebut bagus juga. Hal ini jika dibandingkan dengan Indonesia, maka etalase tersebut adalah wilayah perbatasan antar negara. Ada beberapa wilayah Indonesia yang berbatasan dengan negara lain lewat jalur darat yaitu Pulau Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia, Pulau Timor perbatasan antara NTT dengan Timor Leste dan Pulau Papua,perbatasan Papua dengan Papua Nugini. Tapi ada satu kesimpulan yang bisa ditarik dari ketiga wilayah perbatasan tersebut : memprihatinkan.

Terlebih dengan Malaysia, negara yang berpenduduk sekitar 30 juta jiwa tersebut memiliki perhatian yang ekstra terhadap wilayah perbatasan, "Etalase" mereka benar-benar dibuat semenarik mungkin, akses jalan yang baik, transportasi, listrik dan segala macamnya benar-benar dibangun sebaik mungkin untuk penduduk Malaysia diperbatasan. Alhasil penduduk perbatasan yang berasal dari Indonesia iri dan lebih bangga "bermalaysia" daripada jadi orang Indonesia. Hingga rupiah pun takluk dikandangnya sendiri berganti ringgit yang pindah kedompet orang Indonesia diperbatasan dengan Malaysia, miris.

Era berganti, Presiden pun berganti, Pak SBY diganti dengan Pak Jokowi, pemerintahan yang baru pun langsung mengejar target pembangunan diperbatasan. Hal ini terlihat dari wilayah perbatasan yang dikunjungi langsung oleh pak Jokowi beberapa waktu yang lalu. Hingga lahirlah rencana untuk memperindah "etalase" Indonesia tersebut. Dalam rencana tersebut pemerintah menyiapkan anggaran Rp 2,7 triliun dalam APBN 2015 untuk mendukung pembangunan infrastruktur di wilayah perbatasan. Termasuk rencana pembangunan jalan nasional sekelas jalan tol diperbatasan Kalimantan-Malaysia sepanjang 34 Km.

Tahun 2015, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mendapat alokasi tambahan sebesar Rp 33 triliun sehingga total anggaran kementerian PUPR mencapai Rp 100 triliun lebih. Pemerintah berencana membangun kawasan modern yang dilengkapi dengan infrastruktur penunjang dengan kualitas terbaik yang pernah ada.

Sebagai tahap awal, akan ada pembangunan 4 kawasan‎ perbatasan antara lain di Aruk, Entikong, dan Nanga Badau di Kalimantan Barat dan Long Bawang di Kalimantan Timur. Rencananya akan dibangun jalan nasional yang standar mutunya setara dengan jalan tol. 

Jalan masuk menuju pintu itu dibuat menjadi 2-7-7-2 yaitu 2 meter bahu jalan, 7 meter lebar jalan arah pertama, 7 meter lebar jalan arah kedua dan 2 meter bahu jalan lagi. Jadi nanti akan kelihatan seperti jalan tol. Ada dua ruas masing-masing arah. Selain itu, kualitas jalan akan dibuat‎ sesuai standar yang ditetapkan dalam pembangunan jalan tol. Sedikitnya dibutuhkan dana Rp 2 triliun dengan total panjang jalan yang akan dibangun mencapai 34,5 km.

Selain itu, akan dibangun pembangunan kawasan terpadu di perbatasan. Pembangunan kawasan ini untuk menjamin ketersediaan ruang terbuka hijau termasuk penanganan kawasan kumuh.‎ Kawasan ini akan dilengkapi dengan air bersih layak, jalan lingkungan, sanitasi dan pembungan sampah.Selanjutnya adalah penyediaan rumah bagi warga yang tinggal di perbatasan serta petugas jaga perbatasan yang bertugas di kawasan tersebut.

Pembangunan infrastruktur ini untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di perbatasan juga menjamin agar masyarakat tidak lagi berpindah ke negara tetangga. Di rentang 70 tahun Indonesia merdeka, semoga rencana baik ini dapat terlaksana agar tetap berkibar bendera Indonesia diperbatasan. 

Yuk ngobrol tentang kedaulatan ditwitter kami : @minesiastore

Bendung Raknamo Yang Tak Sekedar Kado

Bendungan Raknamo (Detik.com) Selasa 9 Januari 2018menjadi hari spesial bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur, karena selain kunjungan p...