Tuesday 27 May 2014

Rusia Bantu Indonesia Gapai Atmosfer Bumi

Lokasi Peluncuran Roket Di Pulau Biak
Pak Habibie dulu pernah melambungkan mimpi, Indonesia negeri yang dimasa itu sedang berusaha membangun kemandirian disegala bidang mulai melirik satelit. Seperti yang digariskan dalam makna Palapa, bahwa perlu suatu hal untuk menyatukan beribu pulau di nusantara, beranekaragaman kebudayaan dan nampaknya satelit sebagai simbol teknologi ini merupakan jawaban yang tepat.          

Mimpi itu sepertinya tak lama lagi menjadi nyata, walau tidak lewat tangan pak BJ Habibie. Tapi lewat Rusia, negeri Beruang Merah yang sudah meluncurkan Roket beserta Satelit bersama Amerika Serikat dan China. Rencana meluncurkan satelit yang merupakan bagian dari proyek Air Launch tersebut akan diluncurkan dari Biak, Papua. Wakil Menteri Perkembangan Ekonomi Federasi Rusia Aleskey Likhachev menyatakan saat ini koordinasi dasar di Papua sudah dilaksanakan dan negosiasi pembiayaan proyek tengah berlangsung.

Air Launch 

Salah satu pencetus Air Launch, Sergey Teselkin, juga hadir dalam pertemuan di Jakarta tersebut. roket tidak diluncurkan dari permukaan bumi, melainkan dari ketinggian sepuluh kilometer di atas permukaan laut. Roket tersebut akan diangkut oleh Ruslan, pesawat terbang terbesar di dunia dan kemudian akan diluncurkan saat pesawat itu tengah mengudara. Hal itu akan menekan biaya peluncuran hingga dua kali lebih rendah. Peluncuran satelit akan dilakukan di Pulau Biak, Papua, yang hanya bersudut dua derajat dari garis khatulistiwa. Dengan kecepatan rotasi bumi 0.4 kilometer per detik, maka biaya pengiriman satelit ke orbit menjadi lebih murah, karena putaran bumi sendiri yang akan mendorong satelit menuju orbit.

Peluncuran satelit akan dilakukan di Pulau Biak, Papua, yang hanya bersudut dua derajat dari garis khatulistiwa. Foto: Mikhail Tsyganov


















Teleskin menyatakan Air Launch dapat berfungsi sebagai sistem tanggap darurat. Air Launch (jika infrastrukturnya sudah dibangun dan berbekal roket ini) dapat menjadi satu-satunya sistem yang dapat mengatasi ancaman tersebut. Sistem ini akan menghancurkan asteroid berkeping-keping dalam dalam waktu sekitar lima hari setelah penemuan. 


Replika pesawat terbesar di dunia AN-124-100BC Ruslan. Foto: Mikhail Tsyganov
Selain itu, Teleskin menawarkan sistem yang revolusioner dalam proyek ini. Biasanya, sebelum peluncuran satelit dibawa ke kosmodrom (stasiun peluncuran roket) dan dijaga sepanjang waktu, tapi tak menutup kemungkinan terjadi kebocoran teknologi. Sementara, Polet akan didatangkan (dengan pesawat) kepada klien dengan menggunakan roket upper stage dan perakitannya dilakukan dibawah kontrol penuh klien.Teknologi Air Launch merupakan milik Pusat Roket Negara (PRN) Rusia Makeyev yang telah bergerak di pasar persenjataan roket selama 60 tahun dan berpengalaman puluhan tahun di bidang teknologi peluncuran roket dari kapal selam.
Teleskin menjelaskan, teknologi milik PRN sangat berguna dalam mempermudah peluncuran roket. “Roket seberat 100 ton yang terjun dari pesawat, dengan berat keseluruhan 400 ton, akan membuat kerusakan spesifik pada dinamika penerbangan. Air Launch membuat peluncuran beban seberat itu di udara menjadi lebih mudah dibanding melepaskan gelembung di hidrosfer,” terang Teleskin. Pesawat An-124 Ruslan sendiri memang dirancang untuk menerjunkan beban yang sangat berat.
Yuk gabung untuk kebangkitan Indonesia dengan follow @minesiastore

Thursday 22 May 2014

Ekspor Kapal Perang Pertama PT PAL, Cerita Kebanggaan Yang Dahulu Hilang

Galangan PT PAL 

Kebanggan dari dalam negeri kembali muncul ketika BUMN melakukan ekspor pertama kapal keluar negeri. Padahal zaman pemerintahan Megawati BUMN dijual dan digadaikan. Bertahun-tahun kita sebagai bangsa kehilangan cerita membanggakan dengan kondisi BUMN yang berjalan pelan seolah mundur.  Sekarang cerita berbeda PT PAL Produsen kapal BUMN, berhasil menjual 2 unit kapal perang tipe Strategic Sealift Vessel (SSV) ke militer Filipina. Penjualan ini sangat bersejarah bagi Indonesia, karena merupakan penjualan kapal perang pertama Indonesia ke luar negeri. 

Apa keunggulan kapal SSV sehingga Filipina bersedia membeli kapal perang buatan Indonesia tersebut, kapal ini memiliki keunggulan khususnya bagi negara kepulauan. Kapal tersebut mampu difungsikan untuk keperluan perang dan non perang. Untuk kebutuhan perang, kapal ini mampu membawa hingga 500 personel. Kapal ini juga bisa membawa 2 unit helikopter, kapal Landing Craft Utility (LCU), Landing Craft Vehicle Personnel (LCVP), tank, hingga truk militer. Dengan kapal perang tipe ini, personel mampu menjangkau hingga perairan dangkal.

Kapal yang memiliki panjang 123 meter dan lebar 21,8 meter ini mampu melaju dengan kecepatan maksimal 15 knot. Selain untuk keperluan militer, kapal perang asli rancangan putra-putri Indonesia di Surabaya, Jawa Timur ini bisa diperuntukan untuk keperluan non perang. Saat terjadi bencana, kapal ini bisa difungsikan menjadi rumah sakit terapung, hingga kapal angkut bantuan. Hal ini sangat diperlukan oleh Filipina karena kerap terkena bencana alam.

Kapal perang tipe SSV tersebut dibanderol senilai US$ 45 juta per unit. Kapal perang ini merupakan pengembangan dari kapal perang tipe Landing Platform Dock (LPD-125). Kapal tersebut merupakan kapal yang awalnya dikembangkan bersama Korea Selatan. Namun tenaga ahli PAL melakukan modifikasi sehingga lahirlah kapal tipe SSV.

Pesaing PT PAL ada 6 negara negara, seperti dari Korsel, India, Filipina sendiri, hingga Australia. Dari pesaing tersebut, ada yang datang dari negara Korea Selatan. Padahal tenaga ahli dari PAL belajar mengembangkan kapal tipe pedahulu SSV, dari negeri K-Pop tersebut. Maju terus PT PAL, Jaya Indonesia

Gabung bersama komunitas cinta Indonesia dengan follow @minesiastore

Tuesday 13 May 2014

[Pabrik Baru] Pabrik bahan baku kosmetik diresmikan di Cikarang

Kementerian Perindustrian meresmikan pabrik baru penghasil bahan baku kosmetik milik PT Lautan Ajinomoto Fine Ingredients (LAFI) yang terletak di kawasan industri Greenland Batavia Kota Deltamas, Cikarang.

"Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras sehingga pembangunan pabrik PT Lautan Ajinomoto Fine Ingredients, dengan nilai investasi sebesar tiga juta dolar AS, dapat diresmikan hari ini," kata Direktur Industri Kimia Dasar Kemenperin Muhammad Khayam pada acara peresmian pabrik itu di Bekasi.

Menurut Khayam, banyaknya industri kosmetika di Tanah Air mulai berdampak pada peningkatan kebutuhan akan bahan baku untuk produk kosmetik. "Maka dengan adanya tambahan investasi PT LAFI sebesar tiga juta dolar AS tentu akan memperkuat struktur industri kosmetik saat ini, dimana selama ini sebagian besar bahan baku kosmetik masih diimpor," ujarnya.

Pabrik baru Ajinomoto itu memproduksi bahan baku asam amino untuk kosmetik dan produk perawatan pribadi, seperti kosmetik, shampo, dan sabun. Khayam mengatakan, dengan berdirinya pabrik baru yang memproduksi turunan asam amino, pelembab asam dan asam lemak klorida untuk bahan baku kosmetika dengan kapasitas total 3.350 ton per tahun, menjadikan Ajinomoto Group sebagai salah satu produsen bahan baku kosmetik di dunia.

"Hal ini menunjukkan bahwa iklim investasi di Indonesia semakin lama semakin baik, yang juga ditunjang oleh peningkatan pasar akibat meningkatnya daya beli masyarakat," tukasnya.

Berdasarkan pernyataan resmi dari Ajinomoto Group, pengoperasian pabrik bahan baku kosmetik ini dioperasikan melalui PT Lautan Ajinomoto Fine Ingredients (LAFI), yang merupakan perusahaan patungan antara Ajinomoto Co. dengan PT Lautan Luas Tbk (LTLS) yang didirikan pada Maret 2013 lalu.

Modal dasar dari perusahaan patungan ini mencapai tiga juta dolar AS, dimana Ajinomoto Co. menjadi pemegang saham mayoritas, yakni 66,67 persen dan LTLS memiliki 33,33 persen saham atas LAFI.

Pengoperasian pabrik baru ini akan memperbesar kemampuan pasokan bahan kosmetik dari seluruh Ajinomoto Group hingga 1,3 kali dari kapasitasnya saat ini. Tujuan pengoperasian pabrik baru ini untuk membangun struktur pasokan global untuk pasar berkembang, terutama di Asia.

Ajinomoto Grup saat ini memasok bahan baku kosmetik ke lebih dari 3.000 perusahaan di 50 negara, dan setengah dari penjualan itu berada di luar Jepang. Dengan beroperasinya pabrik di LAFI, maka Ajinomoto Grup memiliki empat basis produksi untuk bahan baku kosmetik, yakni dua perusahaan di Jepang (Pabrik Kawasaki dan Pabrik Tokai), Limeira di Brazil, dan LAFI di Indonesia.

Ajinomoto Group akan memegang kendali penjualan bahan baku kosmetik yang diproduksi di LAFI. Sementara, PT Lautan Luas Tbk (LTLS) akan mengontrol penjualan di Indonesia.

Yuk gabung dengan mengikuti twitter kami @minesiastore

Saturday 10 May 2014

Mantap, Hampir Sebagian KRI TNI AL Produk Dalam Negeri

KRI Kujang Buatan Indonesia 

Putra-putri Indonesia kembali membuktikan kualitasnya, dulu diragukan tapi kini pemerintah melalui Kementrian Pertahanan mendorong anak-anak terbaik bangsa untuk mampu memproduksi kapal perang dengan bahan-bahan dari dalam negeri. Dengan ini maka makin mengurangi ketergantungan alat utama sistem senjata nasional terhadap produk luar negeri.

Berita TNI AL yang kembali diperkuat dengan kehadiran dua kapal perang baru produksi dalam negeri jenis kapal patroli cepat PC-43 benar-benar mengharubiru. Kedua kapal tersebut, KRI Pari-849 dan KRI Sembilang-850, produksi PT Palindo Marine Shipyard Batam. Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro meresmikan beroperasinya kedua kapal tersebut, di Batu Ampar, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, baru-baru ini.

Peresmian ini menjadi hari bersejarah bagi perkembangan teknologi militer bangsa Indonesia, khususnya bidang industri perkapalan. Terbukti, putra-putri bangsa Indonesia berhasil memproduksi kapal perang. Hebatnya, lagi kapal ini dibuat dengan bahan-bahan produksi dalam negeri.

Menhan mengatakan peresmian ini merupakan rangkaian pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dalam rangka pembangunan kekuatan TNI. “Penambahan alutsista, khususnya kapal perang TNI AL, merupakan konsekuensi dari strategisnya posisi Indonesia serta luasnya perairan di negara ini,” kata Menhan.

Kapal patroli PC-43 secara fisik menyerupai dengan kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal KCR-40 milik TNI AL. KCR itu juga diproduksi oleh PT Palindo Marine Shipyard Batam, yaitu KRI Clurit-641, KRI Kujang-642, dan KRI Beladau-643. “Baik jenis PC-43 maupun jenis KCR-40, keduanya sama-sama menggunakan bahan baja serta alluminium alloy. Yang membedakan antara PC-43 dan KCR-40 adalah kapabilitas menggotong senjata. Sebagai kapal patroli murni, PC-43 tidak dirancang untuk membawa peluru kendali,” jelasnya.

Pengadaan Alutsista

Menurut Menhan, dipilihnya Batam menjadi produsen KRI untuk melaksanakan UU Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan. Dimana Kementerian Pertahanan (Kemhan) saat ini sudah memprioritaskan pengadaan alutsista buatan dalam negeri, termasuk kapal perang.

Dengan perkembangan industri perkapalan yang ada di Batam, Kemhan meyakini perusahaan-perusahaan galangan yang beroperasi di kota itu mampu dan memiliki teknologi membangun kapal perang yang berstandar. “Buatan dalam negeri punya arti penting dalam mendukung pertahanan negara. Dan ini juga menjadi upaya kita meminimalisir ketergantungan produk luar negeri,” tambahnya.

Yuk gabung dengan komunitas cinta produk Indonesia dengan follow @minesiastore

Sunday 4 May 2014

2,2 Triliun Untuk Perisai Udara Indonesia

Perisai Udara Oerlikon Skyshield Indonesia

Kabar gembira datang dari Kementrian Pertahanan, karena bukan hanya mendapat kue APBN terbesar dari semua kementrian yang mencapai 80 T, hal ini membuat Kementrian Pertahanan menggeliat untuk melengkapi Alusista, tercatat pesawat tempur, tank dan helikopter dengna spesifikasi militer masuk daftar belanja Kementrian Pertahanan. 

Kini dalam daftar belanja Kementerian Pertahanan tak hanya membeli pesawat tempur untuk memperkuat pertahanan dirgantara Indonesia. Kementerian mengaku telah memesan perisai udara dari pabrik Rheinmetall Air Defence di Swiss. Alat utama sistem persenjataan bernama Oerlikon Skyshield itu berbentuk meriam yang terintegrasi dengan radar pangkalan udara.

Perisai Udara 

Enam unit meriam perisai udara itu dipesan Kementerian Pertahanan dengan harga US$ 202 juta. Namun, TNI AU mesti menunggu cukup lama sebelum menggunakan alutsista baru ini. Pasalnya, Oerlikon Skyshield baru bisa dikirim dari Swiss pada 2015. Bertahap. Pertama, empat unit tiba tahun 2015, dua unit lagi tiba tahun 2017.

Oerlikon Skyshield menggunakan meriam kembar berukuran amunisi 35 milimeter dan rudal anti-serangan udara jarak pendek. Kemampuan meriam memuntahkan 1.000 peluru dalam satu menit dianggap efektif menghancurkan ancaman pesawat tempur dan rudal musuh.

Kemampuan Oerlikon Skyshield semakin mumpuni jika menggunakan amunisi khusus buatan Rheinmetall bernama Advanced Hit Efficiency and Destruction (AHEAD). Jika ditembakkan, peluru ini mampu menyebar membentuk perisai, sehingga presisi tepat sasaran mencapai lebih dari 90 persen.

Yuk dukung gerakan cinta produk Indonesia dengan follow @minesiastore

Bendung Raknamo Yang Tak Sekedar Kado

Bendungan Raknamo (Detik.com) Selasa 9 Januari 2018menjadi hari spesial bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur, karena selain kunjungan p...