Thursday, 26 December 2013

Lampu Aromatherapy Hasilkan Puluhan Juta Per Bulan




Ide untuk memulai suatu usaha memang beragam. Ide bisa datang seketika dalam keadaan mendesak dan menjadi bernilai jika direalisasikan dengan perencanaan yang matang. Siapa sangka, berawal dari situasi duka, Toyo mendapat ide membuat lampu aromatherapy. Walhasil, dia yang hanya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan Teknik Mesin ini, mampu menghasilkan puluhan juta rupiah per bulan.

Saat itu, ibu mertua Toyo meninggal dunia akibat stroke di usia yang relatif muda, yakni 43 tahun. Kepergian ibu mertuanya pada tahun 2012 itu, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. “Kebetulan di rumah ada bekas pecahan kaca dari akuarium yang berserakan. Nah dari situlah saya membuat lampu aromatherapy ini. Supaya tenang dan rileks bila mencium aromatherapy," ungkap bapak dua anak ini.

Namun, dia tidak berpuas diri. Setelah berhasil merealisasikan idenya tersebut, Toyo terus mengembangkannya bersama istri. Hasilnya dia menjajakan kepada guru-guru di Sekolah Luar Biasa (SLB)di daerah Yogyakarta. Gayung bersambut, dia langsung kebanjiran order.

"Begitu ada pesanan 80 pieces, bingung kita. Tapi akhirnya saya kerjakan siang malam selama tiga minggu bersama istri saya. Jujur saya bingung, padahal saya saat itu hanya uji coba saja," katanya.

Toyo mengatakan, modal awal membuat lampu aromatherapy hanya Rp100 ribu. Dana itu untuk membeli kabel, lampu kecil dan peralatan lainnya. "Dan untuk bahan bakunya kita minta ke teman-teman," Toyo mengisahkan. Untuk harga jual, dibanderol Rp140 ribu per unit. Namun apabila pembeli memesan dua lampu mendapat diskon menjadi Rp250 ribu dan bonus dua essential aromatherapy secara gratis.

"Harga lampu pertama saya jual Rp38 ribu menjadi Rp45 ribu terus Rp52 ribu, Rp57 ribu, jadi Rp60 ribu lalu jadi lagi Rp67 ribu terus sampai sekarang di angka Rp140 ribu per lampu," jelasnya.

Kini setelah berkembang, usahanya yang dinamai Titoy Jaya Production (TJP) ini telah memiliki tiga pegawai dan empat orang freelance untuk memasangkan kabelnya. Karena hanya tiga pegawai, diakuinya jumlah produksi lampu aromatherapynya masih terbatas. Toyo merinci, untuk pengerjaan satu lampu bisa menghabiskan empat jam, dalam satu hari bisa 30 lampu. Saat ini, Toyo memiliki 24 motif lampu dengan 18 varian aroma.

"Kita enggak pernah bikin ready stcok, dulu kita pernah ada ready stock. Tapi karena ada reseller, kami punya tiga reseller hampir setiap hari ada pemesanan masuk dari sana," tambahnya.

Dia mengakui, bisa hasilkan Rp20 juta per bulan. Dana itu belum dikurangi gaji tiga orang pegawai mencapai Rp3 juta per bulan dan lainnya. “Alhmdulillah ya dari hasil ini saya bisa menyatuni anak yatim piatu, fakir miskin setiap bulannya berjumlah 28 orang," jelasnya.

Untuk melebarkan bisnis usahanya, dia mengikuti sejumlah pameran. Namun baru dua kali, yakni di Bali dan Jakarta. “Waktu di Bali, hari pertama langsung terjual abis 100 pieces. Dan pameran kali ini saya membawa 120 pieces sudah terjual 60 pieces. Target saya dua hari sudah habis. Ini saya kalau ikut pameran, pengerjaannya hanya sedikit juga karena lampu ini juga berat, saya melihat faktor perjalanannya karena ini saya bawa sendiri. Satu lampu bisa 1,5 kg," paparnya, saat dijumpai di Pameran Industri Kreatif Yogyakarta, di Kementerian Perindustrian.

Untuk ke depannya, Toyo mengharapkan dapat dana hibah dari Pemerintah agar usahanya dapat berkembang secara luas, karena saat ini pengerjaannya masih cara home made belum pakai mesin.

Toyo mengatakan, produksi lampu aromatherapy ini merupakan produk unggulan karena memang produk yang sangat diminati masyarakat. Sebenarnya, lanjut dia, TJP juga menjual produk lainnya seperti lampu hias, vas bunga, namun lampu aromatherapy inilah yang menjadi andalan.

“Pemakaiannya mudah, lampu dinyalakan lalu essentialnya dituangkan ke dalam wadah di atas lampu. Jadi selain bisa untuk penerangan, juga bisa mengharumkan ruangan. Satu essential bisa dipakai lima kali, dan untuk pemakaiannya juga dicampur air sesuai takaran. Untuk lampunya menggunakan 20 watt, bisa diganti juga 10 watt. Kita pakai 20 watt karena agar lebih cepat pembakaran essentialnya di atas wadah," tutupnya


No comments:

Bendung Raknamo Yang Tak Sekedar Kado

Bendungan Raknamo (Detik.com) Selasa 9 Januari 2018menjadi hari spesial bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur, karena selain kunjungan p...