Filipina, negeri yang berada diutara Sulawesi. Sekilas bentuk negaranya yang kepulauan menegaskan nilai konservasi pemerintah yang akan bersubduksi pada falsafah negara maritim. Mengandalkan hasil kelautan dimasa lampau Filipina dan Indonesia sama-sama bertransformasi menjadi negara pengekspor tenaga kerja dimasa modern yang sama-sama berorientasi pada pekerja rumah tangga tapi bedanya pemerintah Filipina peduli akan perubahan profesi para tenaga kerjanya sehingga bukan hanya PRT namun mulai merambah ke berbagai profesi formal seperti perawat, teknisi dll. Hingga kisah tenaga kerja wanita dari Filipina yang disetrika nyaris tak terdengar.
Filipina dan Indonesia sama-sama negara berkembang dan mempunyai keinginan lepas landas menuju negara industri, tapi cobaan datang menghadang, krisis moneter 1998. Sama-sama terpuruk namun Indonesia berusaha bangkit dan unggul terlebih dahulu, Indonesia mulai terlihat ketika menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk G-20. Ketika krisis ekonomi melanda Amerika Serikat dan Eropa, Indonesia bersama China, India memimpin laju penghambatan anjloknya petumbuhan ekonomi dunia.
Ketika bangsa ini seakan telah memenangi pertumbuhan ekonomi di asia tenggara, Fuilipina muncul secara perlahan hingga akhirnya membukukan pertumbuhan ekonomi diatas 7 % tak tanggung-tanggung dengan melangkahi laju pertumbuhan ekonomi China yang dalam lima tahun terakhir memimpin laju pertumbuhan ekonomi dunia, kejadian mengeser predikat layak investasi Indonesia ke Filipina.
Terbang Bersama Dahlan
Tapi percayalah ditengah keterlenaan kita sebagai bangsa instan, akan muncul simbol-simbol optimistis yang membawa perubahan. Ada yang mensyukuri karena dengan tergesernya Indonesia sebagai negara dengan laju pertumbuhan ekonomi terbaik dikawasan akan mengingatkan untuk memperbaiki sektor-sektor yang selama ini dicap sebagai penghambat seperti ambrudul birokrasi, stgnannya infrastruktur dan korupsi yang semakin merajalela.
Ada juga yang melihat ini peluang seperti Dahlan Iskan. Melihat pertumbuhan ekonomi Filipina yang moncer dengan disertai cadangan devisa yang meningkat adalah sebuah peluang untuk mengembangkan bisnis. Tak tangung-tangung Dahlan membawa gerbong BUMN untuk berinvesatsi disana, tak terkecuali PT DI.
Bertemu dengan presiden Filipina Beniqno Aquino III, Dahlan menawarkan pesawat buatan PT DI diantaranya pesawat NC 212, CN 235 dan CN 295 untuk dipergunakan untuk berbagai keperluan yang memerlukan pesawat dengan kemampuan khusus seperti buatan PT DI.
Semoga pesawat terbang PT DI mampu mengangkasa di langit Manila,
Filipina dan Indonesia sama-sama negara berkembang dan mempunyai keinginan lepas landas menuju negara industri, tapi cobaan datang menghadang, krisis moneter 1998. Sama-sama terpuruk namun Indonesia berusaha bangkit dan unggul terlebih dahulu, Indonesia mulai terlihat ketika menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk G-20. Ketika krisis ekonomi melanda Amerika Serikat dan Eropa, Indonesia bersama China, India memimpin laju penghambatan anjloknya petumbuhan ekonomi dunia.
Ketika bangsa ini seakan telah memenangi pertumbuhan ekonomi di asia tenggara, Fuilipina muncul secara perlahan hingga akhirnya membukukan pertumbuhan ekonomi diatas 7 % tak tanggung-tanggung dengan melangkahi laju pertumbuhan ekonomi China yang dalam lima tahun terakhir memimpin laju pertumbuhan ekonomi dunia, kejadian mengeser predikat layak investasi Indonesia ke Filipina.
Terbang Bersama Dahlan
Tapi percayalah ditengah keterlenaan kita sebagai bangsa instan, akan muncul simbol-simbol optimistis yang membawa perubahan. Ada yang mensyukuri karena dengan tergesernya Indonesia sebagai negara dengan laju pertumbuhan ekonomi terbaik dikawasan akan mengingatkan untuk memperbaiki sektor-sektor yang selama ini dicap sebagai penghambat seperti ambrudul birokrasi, stgnannya infrastruktur dan korupsi yang semakin merajalela.
Ada juga yang melihat ini peluang seperti Dahlan Iskan. Melihat pertumbuhan ekonomi Filipina yang moncer dengan disertai cadangan devisa yang meningkat adalah sebuah peluang untuk mengembangkan bisnis. Tak tangung-tangung Dahlan membawa gerbong BUMN untuk berinvesatsi disana, tak terkecuali PT DI.
Bertemu dengan presiden Filipina Beniqno Aquino III, Dahlan menawarkan pesawat buatan PT DI diantaranya pesawat NC 212, CN 235 dan CN 295 untuk dipergunakan untuk berbagai keperluan yang memerlukan pesawat dengan kemampuan khusus seperti buatan PT DI.
Semoga pesawat terbang PT DI mampu mengangkasa di langit Manila,
No comments:
Post a Comment