Tahun-tahun awal era reformasi, Indonesia kebagian "bonus" yang saat itu boleh disebut malapetaka (kata orang-orang pesimis), 'bonusnya' adalah embargo, Indonesia terkena embargo senjata dari Amerika Serikat dan membuat petinggi militer di Indonesia kalang kabut, soalnya bagaimana bisa merawat dan memperbaiki Alusista jika suku cadangnya tidak diperoleh karena dilarang untuk dibeli oleh negara adi kuasa tersebut.
'Bonus' yang diterima oleh pemerintah Indonesia diakibatkan oleh tuduhan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh TNI semasa pemberlakuan operasi milter di Papua Barat, Timor-timur. Embargo yang diberlakukan termasuk melarang pendidikan dan pelatihan militer kepada Indonesia.
Embargo yang terjadi tadinya membuat kekhawatiran tentang persenjataan mengingat Amerika Serikat merupakan Eksportir utama persenjtaan TNI, lalu menyerahkah TNI, mungkin sepenuhnya tidak, karena TNI mencari opsi lain yaitu mencari persenjtaan militer melalui Rusia atau negara lain, atau opsi terakhir yaitu inovasi.
Inovasi Pindad
Untung bagi negeri khatulistiwa, ketika embargo datang, salah satu BUMN melakukan terobosan dalam persenjataan untuk membantu TNI yaitu PT Pindad. PT Pindad berinovasi dalam menyiapkan persenjataan seperti senapan serbu ss yang ternyata juga diminati oleh negara lain seperti Irak, Iran, Arab Saudi dan Uganda. Senjata made in Indonesia juga dipakai Kopasus untuk memenangi lomba Australia Army Skill At Arms Meeting, disana Kopasus mengalahkan pasukan elit dari Australia, Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Perancis, hal ini membuat senjata made in Indonesia makin terkenal dan laku keras.
Selain senjata senapan serbu, PT. Pindad juga memproduksi Panser angkut dan Panser serbu, helm perang, rompi anti peluru, pistol, dan berbagai macam alat dan pendukung untuk persenjataan dalam mendukung keamanan dan pertahanan dalam negeri.
Kini setelah berakhir embargo sejak 2005, PT Pindad telah menjadi pemasok dan TNI mengurangi ketergantungan terhadap produk persenjataan impor, walaupun Amerika Serikat mempunyai banyak pembeli persenjataan Amerika Serikat, sekarang TNI sudah siap untuk mandiri atau paling tidak tidak menggantungkan alat persenjataan kepada satu negara.
Seperti kata Soekarno dulu ketika menolak bantuan Amerika Serikat dengan mengatakan "Go To Hell For Your Aid", apakah TNI akan berani mengatakn hal yang serupa.
Gabung dengan gerakan bangga produk Indonesia dengan follow twitter kami; @minesiastore
'Bonus' yang diterima oleh pemerintah Indonesia diakibatkan oleh tuduhan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh TNI semasa pemberlakuan operasi milter di Papua Barat, Timor-timur. Embargo yang diberlakukan termasuk melarang pendidikan dan pelatihan militer kepada Indonesia.
Embargo yang terjadi tadinya membuat kekhawatiran tentang persenjataan mengingat Amerika Serikat merupakan Eksportir utama persenjtaan TNI, lalu menyerahkah TNI, mungkin sepenuhnya tidak, karena TNI mencari opsi lain yaitu mencari persenjtaan militer melalui Rusia atau negara lain, atau opsi terakhir yaitu inovasi.
Inovasi Pindad
Untung bagi negeri khatulistiwa, ketika embargo datang, salah satu BUMN melakukan terobosan dalam persenjataan untuk membantu TNI yaitu PT Pindad. PT Pindad berinovasi dalam menyiapkan persenjataan seperti senapan serbu ss yang ternyata juga diminati oleh negara lain seperti Irak, Iran, Arab Saudi dan Uganda. Senjata made in Indonesia juga dipakai Kopasus untuk memenangi lomba Australia Army Skill At Arms Meeting, disana Kopasus mengalahkan pasukan elit dari Australia, Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Perancis, hal ini membuat senjata made in Indonesia makin terkenal dan laku keras.
Selain senjata senapan serbu, PT. Pindad juga memproduksi Panser angkut dan Panser serbu, helm perang, rompi anti peluru, pistol, dan berbagai macam alat dan pendukung untuk persenjataan dalam mendukung keamanan dan pertahanan dalam negeri.
Kini setelah berakhir embargo sejak 2005, PT Pindad telah menjadi pemasok dan TNI mengurangi ketergantungan terhadap produk persenjataan impor, walaupun Amerika Serikat mempunyai banyak pembeli persenjataan Amerika Serikat, sekarang TNI sudah siap untuk mandiri atau paling tidak tidak menggantungkan alat persenjataan kepada satu negara.
Seperti kata Soekarno dulu ketika menolak bantuan Amerika Serikat dengan mengatakan "Go To Hell For Your Aid", apakah TNI akan berani mengatakn hal yang serupa.
Gabung dengan gerakan bangga produk Indonesia dengan follow twitter kami; @minesiastore
2 comments:
Seharusnya begitu Indonesia harus mandiri, benar kata sang Proklamator. Seandainya Engkau Masih memimpin Negeri Ini Pastilah Indonesia sudah maju dan udah bisa nandingi USA dan antek-anteknya.
Setuju indonesia mandiri jangan bergantung negara lain.
Post a Comment