Sunday 28 July 2013

Polygon, Dilema Merek Asing Tapi 100 % Indonesia




Indonesia boleh jadi disebut negara impor, hampir semua produk impor bahkan termasuk makanan yang sejatinya mengingkari kenyataan bahwa negeri ini gemah ripah loh jenawi. Sebuah status yang menohok perdebatan panjang, masihkah kita sebagai negara agraris.

Tapi tak sedikit kejerihpayahan anak bangsa yang berbuah positif. Sebuah identitas yang mahal harganya untuk membuktikan bangsa kita produktif dan inovatif. Sebuah kerja keras yang harus betul-betul dilakoni agar lebih bermakna bagi perkembangan negara. Akhirnya dari sedikit perjuangan anak bangsa lahirlah sebuah kerjasama dan merek dalam negeri yang boleh dibanggakan.

Polygon contohnya, jika dilihat dari penamaan merek terkesan asing dan berasal dari negeri-negeri barat yang mengandalkan teknologi canggih. Ternyata sepeda polygon mempunyai basis produksi utama di Indonesia atau bisa dibilang 100 % Indonesia. Sepeda buatan PT Insera Sena ini sudah diproduksi lebih dari 20 tahun dan diekspor setidaknya ke 30 negara di dunia. Sepeda lokal ini asli buatan Sidoarjo, Desa Wadungasih, Bunduran Jawa Timur yang sudah tersebar di beberapa benua. Untuk Benua Asia, sepeda tersebut telah diekspor ke Jepang, Korea, Singapura dan Malaysia. Untuk Eropa, sepeda Polygon telah dipakai penduduk Inggris, Jerman, Perancis, Spanyol, Australia, Swiss, Yunani, Denmark, Swedia, Finlandia, Norwegia, Rusia sampai Polandia. Selanjutnya di Benua Amerika antara lain AS, Kanada, Costa Rica dan Argentina. Sedangkan di Afrika, sepeda Polygon dikirim ke Mauritius dan Afrika Selatan. Sepeda kelahiran Sidoarjo juga dipasarkan di Australia, Selandia Baru dan kepulauan Fiji.

Produksi sepeda pertahun mampu mencapai 550.000 sepeda oleh PT Insera Sena. Diekspor sebanyak 70% dan sisanya untuk pasa lokal. Sepeda yang diproduksipun mempunyai bermacam-macam model seperti Mountain Bike, Racing Bike, City Bike, BMX, Junior & Kids Bike dan special bike telah lahir dari tangan 580 karyawan di Sidoarjo. Komponen yang dipakai untuk merakit sepeda tersebut 50-60% adalah bahan lokal, khususnya untuk bagian rangka. Harga jualnya juga mencakup berbagai range, mulai dari Rp 1 juta-60 juta. Ekspansi dengan menambah satu pabrik lagi untuk bisa memproduksi paling tidak 1400 unit sepeda perhari atau lebih sudah direncanakan.

Maih banyak produk-produk nasional yang memakai merek asing agar dicintai bangsanya….

 salam gerakan bangga produk Indonesia dengan follow twitter kami : @minesiastore

No comments:

Bendung Raknamo Yang Tak Sekedar Kado

Bendungan Raknamo (Detik.com) Selasa 9 Januari 2018menjadi hari spesial bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur, karena selain kunjungan p...