Produk Indonesia sering dianggap remeh, dianggap dalam zona terbawah, membuat dalam hal ini para inovator atau pengusaha dari dalam negeri memutar otak, agar produk yang dipunyai bisa laku didalam negeri. Banyak cara yang dilakoni seperti mengganti nama merek menjadi merek asing minimal biar keren dan tidak mengidentifikasikan buatan lokal, tragis. Dari pemberian nama asing terkadang menghasilkan produk sendiri dan ini menjadi panutan bagi produk lokal lain yang ingin laku didalam dan diluar negeri.
Advan contohnya, di tengah sengitnya persaingan industri komputer yang didominasi brand asing. Advan hadir dengan klaim sebagai brand komputer lokal yang siap bersaing dengan para pesaing asing. Ketika banyak brand asing menyajikan keunggulan teknologi yang harus dibayar dengan harga mahal, Advan sudah berusaha mendiverfikasi produknya menjadi beberapa jenis. Seperti Televisi Plasma, Notebook, Deskbook, Tablet PC, SmartPhone dan digital asesories (Speaker, USB, Flash disk, Mp3, Mp4, UPS).
Lebih Indonesia
Advan tak mau terus-terusan bergantung dengan partner bisnis mereka di China, yang saat inii menjadi mitra dalam memproduksi tablet PC. Anggaran senilai Rp 100 miliar pun siap digelontorkan untuk membangun pabrik sendiri di kawasan industri Candi, Semarang, Jawa Tengah.
Chief Marketing Officer Advan, Tjandra Lianto, mengatakan pihaknya tak pernah setengah-setengah saat berbisnis sesuatu. "Dari zamannya monitor dan notebook, kita jadi masuk ke nomor satu di jajaran vendor lokal. Di tablet PC juga begitu, kita mau jadi brand nomor satu yang mewakili Indonesia," ungkapnya.
Advan sendiri saat ini memang telah memiliki pabrik di Semarang, namun belum bisa dioptimalkan untuk memproduksi tablet PC sendiri. Melainkan masih sebatas assembly. Diharapkan dalam tiga tahun ke depan, pabrik tersebut sudah bisa membuat tablet PC secara mandiri.
"Tentunya ini banyak faktor, dukungan dari pemerintah, tax (pajak) yang bagus, supply dari pihak ketiga serta aksesoris dan sebagainya. Dengan ini tentunya kita jadi lebih bersaing. Sehingga kalau lebih mudah jadi memperlancar produksi dalam negeri," jelas Tjandra.
Pabrik Advan tersebut saat ini masih sebatas melakukan proses assembly, di mana 90% komponen masih diambil dari impor, baru 10% dari lokal. Diharapkan, semakin lama presentase lokal semakin besar.
"Untuk investasi kami menyiapkan Rp 100 miliar, itu untuk pabrik tablet PC saja. Digunakan untuk lini produksi, testing, QC (quality control), dan pengembangan R&D di Indonesia. Sementara karyawan bisa menampung hingga 3.000 orang dengan kapasitas 100-200 ribu perangkat per bulan," Tjandra menandaskan, saat ditemui di sela peluncuran Vandroid S5F di Jakarta.
Epilog
Seperti itulah produk jaman sekarang, untuk produksi mereka masih mencari lokasi terbaik untuk mendirikan pabrik, lokasi terbaik terdiri dari infrastruktur yang baik, UMR yang murah, dan tentu birokrasi yang bersahabat, faktor-faktor itu tentunya menjadi madu yang dicari, untuk hal ini China, Malaysia masih menjadi lokasi favorit, Indonesia mungkin masih menjadi favorit namun dengan gejolak politik agak mengerem berkembangnya investasi di Indonesia menjadi lebih baik.
Advan sebagai produk PT Intech Surya Abadi, juga menerima berbagai penghargaan sebagai brand lokal Notebook Lokal Terinovatif Penghargaan Khusus PCplus, belum lagi prestasi Advan lewat Tablet Vandroidnya sangat fenomenal. Pada Techlife Innovative Award, Advan mendapat penghargaan sebagai Best Innovative Tablet untuk kategori Nasional Brand pada awal Desember 2012 lalu. Selanjutnya Majalah Marketing mengganjar performa Advan dengan Award, Most Recommended Brand 2012.
Jadi Advan sudah Indonesia tanpa harus membangun pabrik produksi Indonesia sudah rasa Indonesia, seperti Apple yang produksi berada pada Foxconn di Taiwan tapi rasa Amerika Serikat.
salam cinta produk-produk Indonesia dengan follow twiiter : @minesiastore
No comments:
Post a Comment